Jadi ceritanya begini, kalau bahasa halus nya di Deportasi, kalau bahasa indonesia nya di pulangkan ke negara asal, tapi kalau bahasa awaknya di “suruah pulang”. Pengalaman ini merupakan pengalaman pertama bagaimana rasanya di deportasi, terutama di singapura.
Seperti biasa, perasaan kalau mau pergi jalan jalan itu rasanya senang atau bahagia, apalagi kalau mau jalan keluar negeri, ditambah ke negeri yang belum pernah di kunjungi sebelumnya, dan apalagi kalau kata orang negeri itu bagus (kata Orang gitu).
Senangnya ya lumayan udah kebayang bagaimana menjelajah kemana-mana sambil ambil beberapa picture yang bagus untuk dokumentasi.
Sebenarnya tujuan utama ke negeri singa mangap ini untuk training informal, di bilang informal karena nantinya juga nggak dapat sertfikat setelah training, tapi yang jelas pastinya bisa mendapat ilmu yang bisa di pakai sesuai dengan pekerjaan ku di indonesia.
Ok, jadi point pertama udah dapat, perginya cuma training informal, bukan formal.
karena alasan informal itulah aku pun juga bingung mengatakan nantinya ke pihak imigrasi singapura ketika ditanya tujuan datang kesini.
Selama di perjalanan juga nggak terlalu ambil pusing dengan alasan itu, yang ada cuma mikirin gimana nanti supaya sampai di hotel dan langsung ketempat training, soalnya pergi sendiri cuy..
nggak ada yang jemput, nggak ada yang anter. Pandai-pandai sendiri bah.
Jadi alasan untuk bilang ke singapur dengan tujuan apa pun terlupakan.
Oke, skip skip akhirnya sampai juga di Bandara Changi airport singapura. Berangkat pukul 8.15 waktu lokal time indonesia, dan sampai pukul 10.15 waktu lokal time singapura, jadi sekitar 1 jam juga.
Sampai di bandara trus langsung ke bagian pengecekan imigrasi, tentunya setelah mengisi form “apalah” lupa namanya, form itu biasanya di isi kalau kita memasuki negara lain, isinya berupa :
– Identitas Diri
– Tempat Tinggal Selama di Negara Tujuan (Singapura)
– Alamat orang yang bisa di hubungi (di singapura)
– Berapa lama di singapura
– Tanggal Kembali Ke negara Asal
nah, setelah mengisi form itu langsung saja ngasi passport ke petugas imigrasi.
sebenarnya waktu itu petugas imigrasi bagian pengecekan passport banyak yang kosong, mungkin yang datang ke singapur lagi nggak rame. Jadi begitu sampai di antrian, aku di panggil sama ibu ibu endut petugas imigrasi.
“Sir, Come here” kata ibu-ibu itu kepadaku. Ya udah, ngikutin saja. Awalnya nggak ada rasa was was nih, paling juga pengecekan seperti biasa saja.
Sambil ngasi passport trus nungguin petugas itu mau ngomong apa. “Boleh liat tiket balik dari singapur nya kapan” dengan santainya aku jawab, tiket balik belum saya pesan, nanti sesudah 2 atau 3 hari di singapur baru dikirim dari kantor indonesia ke email saya”
Eng ing eng, tiba-tiba dengan wajah lemas petugas itu pun membawaku ke bagian lagi dari tim imigrasi, letaknya di samping meja dia, kira-kira berjalan 30 Meter an lah ke kanan.
“Mak Cik, ini ada penumpang yang belum bisa nunjukin tiket balik nya” dah, dia cuma bilang gitu saja, kemudian nasib ku pun berpindah kepada petugas lain yang mengurus permasalahan imigrasi seperti itu.
Ok, tanya jawab dengan petugas baru pun di mulai :
Petugas Ce : “Jadi tiket balik nya ada ?”
aku (Terdakwa) : “Belum ada mak cik, nanti setelah 2 atau 3 hari disini saya dikirimkan tiket dari kantor di Indonesia”
Petugas Ce : ” Hm, nggak bisa gitu, tiket balik nya harus ada sekarang, darimana nanti kami dapat kepastian kamu nggak balek2 lagi ke indonesia ”
aku(Terdakwa) : “Tiket balek nanti dikirimkan ke email saya mak cik, sekarang kan zamannya online, nanti tinggal di pesan kan dari indonesia, terus dikirim ke email saya selesai dah”
Petugas Ce : “Oh, nggak bisa gitu. Peraturannya tiket balek harus ada, kalau nggak kamu nggak bisa masuk lah”
Perdebatan di lanjutkan dengan permasalahan tiket, aku yang baru masuk singapur untuk masalah tiket ini menganggap ini masalah biase saja, karena tiket bisa di beli nanti kalau aku udah di singapur, dan itu pun aku bisa request dari kantor untuk mengirimkan tiket.
Setelah beberapa lama berdebat, akhirnya petugas itu pun nanya hal yang lain lagi.
“Petugas Ce : “kamu Orang ada teman atau saudara yang tinggal di singapur kah “?
aku(Terdakwa) : ” Ada, saya ada 3 orang teman yang tinggal di singapure”
“Petugas Ce : “Kalau gitu, tolong kamu catat nama teman-teman kamu itu disini ” sambil menyodorkan kertas.
kemudian aku mencatat nama teman-teman kantor yang sedang berada di singapore untuk keperluan training informal itu.
setelah mencatat dan memberikan nama-nama tersebut ke petugas imigrasi, dia langsung membawa aku ke ruang imigrasi yang lain, ruang itu rupanya ruang tunggu, terdiri dari beberapa kursi yang ber shaf shaf, kalau terlihat seperti kursi pesakitan untuk orang-orang yang sedang menunggu nasib nya, apakah di deportasi atau tidak.
sambil melihat-lihat keseliling, sepertinya ruangan ini adalah ruangan untuk intrograsi bagi para penumpang penumpang yang terindikasi ada masalah, begitu fikirku.
yah, tak apa lah. aku nggak ada melakukan kesalahan, jadi ngapa mesti takut. Lagian kalau cuma masalah tiket pulang kan nanti bisa di pesan. Begitu fikiran yang terngiang-ngiang di kepala.
tak lama menunggu, sekitar 15 menit kemudian masuk seorang indonesia lagi ke ruang integorasi ini. Aku liat dia seperti orang indonesia juga, maka mulai lah aku mengajak ngobrol.
“Dari indonesia juga mas ?” tanyaku. “Iya mas” jawabnya.
“Jadi apa masalah mas sampai di bawa kesini? ” tanyaku lebih lanjut karena penasaran apa masalah teman sebangsa ku ini
“Nggak tau juga, tiba-tiba saya di bawa kesini saja. Tapi nggak usah takut dah, wong nggak ada salah apa-apa kok” begitu katanya.
“Iya juga, saya juga nggak ada merasa salah apa-apa” jawab ku polos tanpa mengetahui nasib yang akan di alami sesudah nya. wkwkkw
“Mungkin imigrasi singapura lagi random check ini, jadi nya saya juga kena” kata mas itu lebih lanjut.
Iseng-iseng aku nanya, “Mas ada ditanyain bawa duit berapa?” oh iya, sebelumnya aku juga di tanyain ada bawa duit berapa, lantas aku bilang saja cuma Rp. 2.9 juta. Yang langsung di bilang fihak imigrasi :
“kecil sekali duit yang kamu bawa, mana lah cukup kamu selama 5 hari disini ni, semua semua serba mahal di singapore ini lah”
Langsung saja aku jawab “kira-kira cukup lah ini mak cik, lagian hotel dan makan sudah ada jadi cukup lah segini ni” jawaban itu tidak di jawab mereka sambil tetap menyangka bahwa duit yang aku bawa sangat sedikit.
balik ke diskusi dengan teman sebangsa tadi, dia bilang “Saya bawa duit 20 Juta mas”
woww, sambil tercengan dalam hati, “Ini orang mau foya-foya atau gimana disini, banyak benar bawa duitnya”-_-
Obrolan pun langsung di lanjut dengan basa basi lainnya, sambil membayangkan apakah ada kemungkinan juga kalau uang yang aku bawa sedikit maka akan menjadi pertimbangan dari fihak imigrasi singapura.
Obrolan terus berlanjut, dan kemudian menyusul lagi orang indonesia yang lain masuk dalam ruang tunggu interogasi ini, kira-kira total kami menjadi 6 orang. 2 wanita dan 4 Pria.
Setelah di lihat lihat dari penumpang lain ini, dapat aku simpulkan bawah tujuan mereka adalah :
2 Wanita pekerja TKW
1 Pria Tourist
1 Pria Foya-Foya
1 Pria lagi Pebisnis.
Melihat situasi seperti ini, aku menjadi yakin kalau ini sebenarnya Random Check, jadi siapa yang beruntung bisa terus ke singapura, yang gagal di suruh balek kampung halaman.
Well, jadi sekarang ini yang bisa dilakukan hanya bisa menunggu apa tindakan mereka selanjutnya.
Saat itu aku megang handphone, tapi karena tidak ada sinyal WiFi maka aku tidak memberitahukan pada Kawan yang di singapore dan juga Boz di kantor mengenai masalah aku di imigrasi ini. Mungkin aku fikir ini baik-baik saja, tidak ada masalah.
Lagian kalau mau kirim SMS ataupun nelfon pun nanti kena Roaming internasional, sayang pulsa nya aku fikir (ini masalah sebenarnya)
Kemudian, dalam ruangan itu pun juga ada tanda di larang menggunakan handphone. Karena ku fikir jika menggunakan handphone nanti di anggap tidak patuh dan taat aturan, akhirnya HP itu nggak di gunakan dengan maksud siapa tau mereka bilang saya sebagai penumpang yang taat, nanti di bebaskan untuk masuk singapur.. Hha
Setelah beberapa lama, si emak-emak petugas imigrasi itu pun balek dan cakap “No Pertama yang kamu kasi itu bukan No singapore, saya tidak bisa telfon” kemudian no telfon kedua yang kamu kasi itu dia cakap dia tidak kenal kamu” tapi no telfon yang ketiga dia tak mau telfon lagi.
Alamakk…
Rupanya no pertama yang aku kasih tadi no kawan malaysia, aku cuma ingat dari penanggung jawab di singapur bilang “Kalau kamu udah sampai singapur, kamu telfon si anu ini” dah, cuma itu saja. rupanya dia bukan warga singapur. ah, sial dah..
yang no kedua di telfon pun rupanya dia takut tentang petugas yang nelfon ini, mungkin dia kira ini no iseng dan dia pun bilang dia tak kenal awak. ini yang sebenarnya tambah sial lagi.
yang bertambah sial nya lagi petugas imigrasi ini bilang, “No kedua yang kamu kasih itu no singapura, tapi dia orang lagi di vietnam bukan di singapur, jadi saya nefon roaming internasional. Saya kena marah kalau sering2 nelfon ke internasional”
Oalah dia pun jadi kesal rupanya karena nomor yang dia telfon jadi Roaming internasional. Tambah bad mood lah si emak emak itu.
Alhasil saya suruh dia nelfon di list No yang ketiga, karena dia itu adalah penanggung jawab acara yang mau dilaksanakan di singapura itu. Tapi mereka tidak mau menggubrisnya lagi, mereka menganggap aku membohongi mereka. set dah..
Well, penahanan di mulai..
Setelah itu, petugas itu pun merecord sidik jari ku dan menyimpan dalam komputernya. Dia bilang ini bukan untuk polisi, tapi sekedar record saja bagi mereka.
Kemudian ada petugas Wanita lain yang datang menjemput ku dari ruang interogasi menuju ruang lain nya.
“Sir, anda harus ikut saya. Keputusan dari pihak imigrasi menyatakan bahwa anda tidak boleh memasuki singapura”
aku yang terkejut tiba-tiba disuruh balek ke Indonesia, ya merasa emosi juga. Cuma salah faham saja bisa sampai begini urusannya.
Tujuan ku kesini jelas, cuma sekedar Holiday saja. Masalah tiket bisa di pesan kan dari Indonesia nantinya. terus masalah no telfon temanku yang tidak bisa dihubungi itu sudah aku suruh mereka untuk menelfon no telfon yang ketiga, tapi tetap saja aku harus balik ke Indonesia, begitu keputusan mereka.
Karena masih tidak terima dengan keputusan itu, aku kembali mendatangi meja bagian imigrasi untuk menjelaskan kalau ini hanya salah faham saja. Coba bapak atau ibu telfon no teman saya yang satu lagi itu, dia bisa menjelaskan keberadaan saya disini. Tapi tetap, mereka tidak bergeming.
Naik banding tetap aku lakukan (seperti pengadilan saja cuy) aku coba jelaskan baik-baik kembali dan wal hasil tetap tidak bisa. -_-
langkah terakhir yang aku lakukan adalah mencoba mengambil handphone, nah disini mulai masalahnya. “Sir, anda tidak di izinkan untuk menggunakan handphone anda. Silahkan letakkan kembali handphone anda.” Begitu kata petugas imigrasi wanita yang baru datang untuk membawa ku ke bagian deportasi itu.
“Tapi aku ingin mencoba menghubungi teman ku disini dan boz ku mengenai masalah ini, karena ini hanya lah salah faham saja”
Tapi tetap jawaban wanita itu tidak bisa, malahan lebih tegas dari sebelumnya.
Argumen dan pembelaan tetap aku layangkan kepadanya sambil dia tetap menyuruhku mengikutinya menjauhi meja petugas imigrasi sebelumnya tadi.
Jadi sepanjang perjalanan sudah banyak aku bercerita kepadanya kalau ini hanyalah masalah salah faham saja. dan sepanjang perjalanan itu pun orang-orang juga ramai melihat kami. Dalam fikiran ku mungkin mereka mengira ini pasti bandar yang ketangkap. hahaha
Well, perjalanan menuju ruang Deportasi pun dimulai.
Bersambung……
Nasib nya lagi, mudah2an lain kali selamat ya.. 🙂
Pelajaran yang dapat di ambil saya rasa jangan lupa untuk punya no teman kalau mau ke luar negeri, dan pastikan kalau dia itu tau kalau mau datang..
🙂
Iya mbak, untuk kedepannya mudah-mudahan lebih baik lagi. Itu juga namanya pengalaman..
🙂
[…] ini merupakan kelanjutan dari artikel yang sebelumnya, Yaitu Pengalaman Pertamaku di Deportasi dari Singapura. Bagi yang belum tahu kalau aku pernah kena deportasi sebelumnya dari Singapore, Mungkin ada […]